Akhir yang Indah dari Sikap Ikhlas.
Rabu, 25 Januari 2023 13:47 WIB
Pena telah diangkat. Lembaran telah kering.
Seorang orator pernah berbicara dihadapan cawan kosong di ujung desa
Dibawah langit malam berselimut selaput hujan tipis
Yang menimbulkan jawaban sekaligus pertanyaan
Katanya menerima itu mudah. Namun entah mengapa dengung mata indahmu tetap mengikutiku. Seakan enggan melepas orkestra air mata di malam itu.
Katanya bertahan itu mudah. Namun entah mengapa entitas tak bersayap tetap menghantuiku. Seakan tak rela menemani renungan sia-sia di malam itu.
Katanya perpisahan itu mudah. Namun entah mengapa bintang masih menyinari jiwa yang mati. Seakan tak sudi kawannya menangis di malam itu.
Mungkin karena mencemaskan seseorang yang rapuh hanya menciptakan kondsi rawan namun candu. Perlahan kunikmati kepayahan agar tidak membiarkan wajahmu menguap disapu rindu. Namun, orator itu tidak sepenuhnya salah. Atau mungkin tidak salah sama sekali. Karena akhir yang indah dari ikhlas adalah melupakan, yang entah bagaimana terdengar sulit dirasa bagi para pecundang sepertiku.
Membunuh ekspektasi berlebihku, seperti postingan Instagrammu di akhir desember lalu.
Entahlah, sampai sekarang ku belum mampu membaca senja yang bertengger di matamu, yang berbalut rindu, mungkin hanya ia yang di bahumu yang tau.
Sampai detik ini, aku masih sibuk mencari arti dari sabda orator kala itu. Akhir yang indah dari ikhlas.
Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Si Rela dan Sabar
Kamis, 26 Januari 2023 17:12 WIBAkhir yang Indah dari Sikap Ikhlas.
Rabu, 25 Januari 2023 13:47 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler